Tingkat tutur atau ragam halus dalam bahasa Jepang disebut
Keigo. Apa yang dimaksud keigo? Keigo adalah salah satu ragam bahasa yang dipakai untuk mengungkapkan
rasa hormat terhadap pendengar atau orang yang dibicarakan (Ishida, 1989).
Sedangkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI tertulis “bahasa sopan adalah ragam bahasa yang
dipakai dalam situasisosial yang mewajibkan norma sopan santun”.
Ragam
halus dalam bahasa Jepang dibagi menjadi tiga kelompok yoitu:
- Bahasa Hormat (Sonkeigo)
- Bahasa Merendah (Kejougo)
- Bahasa Sopan (Teineigo)
Apa yang dimaksud dengan sokkeigo? Sonkeigo adalah ragam bahasa yang dipakai untuk menjunjung
tinggi tindakan atau perbuatan pendengar atau orang yang dibicarakan (Ishida ,
1989) Ada dua jenis Sonkeigo dalam pembentukannya yaitu,
I.
Beraturan, dengan pembentukannya seperti berkut :
1. O + renyoukei + ni naru
Contoh : yomu → o yomi ni naru
2. Verba + areru/rareru
Contoh : dekakeru → dekakerareru
3. O + renyoukei + kudasaru
Contoh : kau → kawareru
Hajimeru
→ o hajime kudasaru
4. o/go + renyoukei + nasaru
Contoh
: kau → o kai nasaru
hajimeru → o hajime nasaru
hajimeru → o hajime nasaru
Shinpai suru → go shinpai nasaru
II.
Tidak beraturan, diantaranya sebagai berikut :
-
Kuru → irassharu
-
Taberu → meshi agaru
-
Miru → goran ni naru
-
Shinu → naku naru
-
Suru → nasaru
Kejougo atau bahasa merendah dipakai untuk merendahkan
tindakan atau perbuatan pembicara, dengan maksud menjunjung tinggi lawan
bicara. Sama halnya dengan pembentukan Sonkeigo, pembentukan Kejougo ada dua
yaitu yang beraturan dan tidak beraturan. Yang beraturan pembentukannya sebagi
berikut:
O/go + renyoukei + suru/itasu
Contoh : kau → o kai suru/itasu
Hajimeru
→ o hajime suru/itasu
Annai
suru → go annai suru/itasu
Yang tidak beraturan di antaranya:
-
Kuru → mairu
-
Taberu → itadaku
-
Morau → itadaku
-
Iru → oru
-
Suru → itasu
Teineigo atau bahasa sopan adalah kata-kata atau ungkapan
yang menunjukkan sikap sopan pebmicara atau penulis terhadap pendengar atau
pembaca, dengan demikian bahasa sopan dipakai untuk memeperhalus penuturan yang
memberikan kesan baik bagi pendengar/pembaca. Pembentukan teineigo di antaranya
sebagai berikut:
1. Menambahkan desu diakhir kalimat,
misalnya gakusei desu
2. Menambahkan bentuk masu di akhir
kalimat, misalnya : hon o kaimasu
3. O/go + nomina, contoh : denwa → o
denwa Kekkon → go kekkon
Fungsi keigo
a. Menyatakan
perasaan hormat pada lawan bicara.
b. Menjaga
jarak yang tepat terhadap lawan bicara.
c. Menunjukkan
wibawa dan kesopanan pada penggunanya.
d. Sebagai
adat sopan-santun dalam hidup bermasyarakat di Jepang.
e. Sebagai
alat komunikasi untuk melancarkan penyampaian maksud dengan sopan.
Faktor
penggunaan keigo
a.
Status: Atasan dengan bawahan, guru dengan murid.
b.
Usia: Tua dengan muda, senior dengan yunior.
c.
Jenis kelamin: Pria dengan wanita (wanita lebih
banyak menggunakan bahasa hormat).
d.
Keakraban: Orang dalam dengan orang luar (kepada
orang luar memakai bahasa hormat)
e.
Gaya bahasa:
ceramah, perkuliahan.
f.
Pendidikan: Berpendidikan atau tidak (yang
berpendidikan lebih banyak menggunakan bahasa hormat)
3 komentar:
Selamat malam sahabat, bahasa jepang merupakan salah satu bahasa yang banyak diminati oleh warga kita.. dan saya salut dengan budaya jepang yang dulu, tapi jepang sekarang.. hmmm brantakan.. kobanwa watashi no komodachi.. Arigato gazaimas !!
ngomong opo iku mas :)
menarik nih untuk di simak
Posting Komentar