Latar Belakang Sosiologi Masyarakat Jepang

PILIHAN

Jepang merupakan negara yang memiliki latar belakangmasyarakat homogen. Masyarakatnya yang memiliki persamaan dari agama, suku, dan etnis menciptakan negara ini tidak akan pernah untuk mengubah kehidupan bermasyarakatnya menjadi masyarakat multiras. Menjaga budaya tradisional dari nenek moyang adalah tugas dari masyarakatnya untuk dapat melestarikan dan mempertahankannya. Jadi untuk menerima budaya luar sangat sulit diterima untuk masyarakat Jepang. Sebagian besar kelompok nasional dapat ditampilkan sebagai keturunan yang beraneka ragam dari sejumlah masyarakat. Mereka bisa. Tapi apa yang dipercaya itu adalah suatu hal yang memiliki konsekuensi perilaku (Connor 1994: 75).
Sekitar tahun 2005 Jepang mengalami masalah dengan angka kelahiran. Masalah ini dipicu dengan tingginya angka kematian karena usia dan sedikitnya jumlah wanita yang mau menikah. Akibatnya pemerintah Jepang harus mengalami kurangnya jumlah tenaga kerja dan banyaknya jumlah fasilitas umum seperti pendidikan harus gulung tikar. Untuk bisa mencegah kerugian semakin besar pemerintah Jepang berupaya untuk meningkat angka kelahiran dengan cara yang bermacam-macam.
Salah satunya adalah mengajak warga asing untuk memberikan tenaganya untuk bekerja di Jepang. Berdasarkan pernyataan dari menteri kependudukan dan kesetaraan gender, Yuko Obuchi mengatakan “Kami mempersilakan terjadinya pernikahan internasional dengan orang jepang kami”. Ini adalah salah satu cara pemerintah untuk menarik perhatian warga asing agar datang ke Jepang dan membantu permasalahan yang sedang dialami.
Namun mengingat masyarakat Jepang adalah masyarakat homogen. Akibatnya upaya tersebut belum mendapatkan hasil yang baik karena belum dapat diterima oleh masyarakat Jepang secara meluas. Dari kebanyakan tenaga kerja asing ada yang merasa takut maupun juga tidak ingin bekerja di Jepang. Permasalahannya dimulai dari cara pekerjaan, gaji, dan juga lingkungan sosialnya. Selain itu ditambah dengan sebagian masyarakatnya yang masih belum menguasai bahasa inggris secara fasih juga menjadi faktor penyebab kurang minat tenaga kerja asing datang ke Jepang.
Di negara Jepang bahasa inggris masih belum menjadi bahasa komunikasi sosial-bisnis. Masyarakatnya masih mengutamakan bahasa asli dan menggunakan/menyebut kata-kata inggris dengan huruf katakana. Banyak sekali bahasa inggris yang ditemukan menyimpang ketika digunakan.
Melihat persoalan ini perdana menteri pendidikan Hakubun Shimomura sesuai dari yang ditulis di Yomiuri Shimbun menegaskan untuk memasukan nilai Toefl menjadi syarat untuk lulus kuliah. Tujuannya adalah untuk menciptakan wisudawan yang mahir berkomunikasi bahasa inggris dengan baik dan benar. Pemerintah juga menyadari harus mengubah sistem pendidikannya dengan memulai pelajaran bahasa Inggris di kelas 3 atau 4 sekolah dasar yang mulanya dimulai dari kelas 5 dan 6 sekolah dasar.
Bahasa inggris dikenal sebagai bahasa dunia. Melihat Jepang yang anti dengan modernisasi dari negara asing. Maka mau tidak mau harus membuka diri untuk menerima bahasa inggris. "Dengan membuatnjadikan bahasa inggris sebagai subjek formal, memutuskan pada tujuan pembelajaran yang tepat dan menginstruksikan siswa dengan buku teks, setiap fluktuasi dalam kualitas kelas dan tingkat pendidikan daerah akan diperbaiki," kata Yumiko Kato kepada Yomiuri Shimbun.
Pemerintah berharap cara ini agar warga asing bisa datang dan tinggal di Jepang. Dengan menciptakan masyarakatnya yang bisa bahasa inggris dengan baik. Maka warga Jepang bisa memberikan ruang dan mengijinkan warga asing untuk bisa tinggal berdampingan dengan harmonis. Berdasarkan pernyataan oleh Hidenori Sakanka yang saat itu menjabat sebagai direktur esekutif pada Institut Kebijakan Imigrasi Jepang kepada Yomiuri Shimbun, “Saya percaya dengan mengumpulkan keragaman etnis kita dapat menjadi masyarakat yang lebih baik dengan rasa baru nilai-nilai dan inspirasi”.
Perbandingannya antara negara Indonesia dan Jepang. Bisa disebut Jepang masih ketinggalan. Indonesia sudah menjadikan nilai Toefl sebagai syarat untuk lulus kuliah maupun juga syarat diperlukan untuk melamar kerja. Hal ini membuat negara Indonesia menyadari bahasa Inggris sangat penting dan wajib untuk digunakan.
Negara Indonesia adalah negara yang bersifat multicultural. Karena negara Indonesia memiliki suku, ras, dan adat istiadat yang berbeda-beda. Jadi sangat mudah untuk masyarakatnya untuk menerima bahasa asing seperti bahasa Inggris dan menggunakannya dengan baik. Karena itu pendidikan bahasa Inggris sudah diterapkan sejak dini dan pada sekolah-sekolah tertentu seperti TK.
Mengingat pentingnya bahasa Inggris maka saat ini di Indonesia disetiap perusahaan mewajibkan lulusan kuliah yang mau bekerja diperusahaannya untuk memiliki bilai Toefl diatas 550/600. Seperti yang diutarakan oleh Gubernur Sumsel H Alex Noerdin pada Sriwijaya Post menegaskan bahwa Bahasa Inggris itu penting. Bahasa Inggris menjadi bahasa internasional sehingga anak-anak Sumsel harus bisa berbahasa asing. Karena pentingnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan maka bahasa inggris itu sangat penting.
Klik
Latar Belakang Sosiologi Masyarakat Jepang | puramuzo | 5

0 komentar: