Analisis Profesi Encoffinment / Perias Mayat dalam Drama Okuribito dengan Menggunakan Pendekatan Kajian Budaya

PILIHAN

Puramoz Shared - Okuribito merupakan film arahan sutradara Yojiro Takita yang bercerita tentang seorang mantan pemain cello yang beralih profesi menjadi perias mayat tanpa sengaja. Daigo Kobayashi merupakan pemain cello di sbuah kelompok orkestra, namun karena orkestra itu selalu merugi, akhirnya kelompok orkestra itupun dibubarkan kepala orkestranya. Seketika kehidupanya berubah saat ia memutuskan kembali bersama istrinya ke kota kelahiranya di Sakata di Prefektur Yamagata. Saat Daigo ingin memulai kehidupan barunya di Sakata, Daigo menemukan sebuah lowongan kerja di koran. Lowongan  perusahaan yang sedang mencari orang yang bisa membantu bidang "perjalanan", dan menawarkan gaji yang terbilang bagus. Nama perusahaan tersebut NK Agent. Daigo mengira NK Agent adalah sebuah biro perjalanan (travel agent). Disitulah Daigo bertemu dengan direktur perusahaan yang mengubah kehidupan mantan pemain Cello ini menjadi perias mayat.
Film ini memenangi Academy Award 2008 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik. Selain itu, film ini memenangi Japan Academy Prize ke-32 untuk kategori Film Terbaik. Film ini sangat menarik dalam mengangkat kehidupan seorang perias mayat yang di negara asalnya di anggap pekerjaan yang kotor karena bersinggungan langsung dengat tubuh yang mati.
Film ini berbeda dengan film yang mengadopsi tema-tema kematian lainya yang selalu ditampilkan dengan ironis dan tragis, dalam film ini kematian di kemas dengan sopan dan lebih layak karena menggambarkan kematian merupakan hal yang wajar dalam hidup dan akan di alami oleh semua orang.
Dalam menganalisis film drama Okuribito ini, penulis akan menggunakan pendekatan kajian budaya sebagai dasar penelitian. Alasan penulis menggunakan pendekatan kajian budaya adalah penulis merasa profesi perias mayat merupakan pekerjaan yang wajar, namun dalam film Okuribito ini bekerja sebagai perias mayat merupakan pekerjaan yang tabu. Dengan menggunakan pendekatan kajian budaya penulis akan mencoba menganalisis budaya perias mayat dalam masyarakat Jepang yang di angkat menjadi tema film drama Okuribito ini.
Kajian budaya atau cultural studies merupakan kajian yang mendeskripsikann tentang segala fenomena masyarakat kontemporer seperti yang nampak pada budaya pop, media, sub-culture, gaya hidup, konsumerisme, identitas lokal, dan sebagainya, yang mana media dan praktiknya diposisiskan di dalam totalitas ekspresif yang kompleks dan menggunakan perspektif holistik yang bersifat makro sebagai kondisi yang mendasari sosiologi budaya. Dari segi disiplin ilmu, cultural studies sering disebut sebagai wilayah kajian lintas-disiplin, multi-disiplin, pasca-disiplin, atau anti-disiplin. Seringkali yang dimaksud dengan ‘lintas’, ‘multi’, ‘pasca’, atau ‘anti’ tersebut merupakan sebuah fenomena pascamodern dalam dunia akademis tentang mengaburnya batas-batas antar-disiplin.(sumber://enikkirei.wordpress.com)
Dengan kata lain, kajian budaya atau cultural studies merupakan sebuah metodelogi penelitian yang menggambarkan kondisi masyarakat yang tecermin dari budaya, sejarah, gaya hidup, ideologi dan ke ciri khasan di suatu tempat.
Secara definisi kajian budaya atau cultural studies tidak memiliki acuan tegas dan baku. Sehingga dalam penafsiranya kajian budaya dapat diartikan suatu konsep yang memandang sesuatu berdasarkan budaya budaya yang menyertai kehidupan masyarakat di suatu tempat.


Encoffinment atau dalam bahasa indonesia adalah sebuah proses penyelenggaraan mayat, mulai dari membersihkan mayatnya, mengeluarkan kotoran2 di lubang2, memasang baju yang terbaik sampai mendandaninya, hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada keluarga yang ditinggalkan untuk menyampaikan salam terakhir kepada si mayat dan mereka bisa melihat penampilan tercantik dari orang yg mereka cintai itu. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang masih di anggap tabu oleh sebagian orang baik di Indonesia maupun di Jepang. Pekerjaan yang bersinggungan langsung dengan mayat di anggap merupakan pekerjaan yang mengerikan, menakutkan, pekerjaan yang pandang sebelah mata.
Pada kenyataanya, bekerja dalam bidang Encoffinment ini sangat membantu dan diperlukan bagi sebagian orang karena dalam kebudayaanya menganggap bahwa manusia terlahir dengan keadaan baik dan jikalah mati harus dengan keadaan yang baik juga. Tugas dari seorang Encoffinment adalah membuat jenazah tampak lebih baik dalam kesempatan terakhir untuk para keluarga mengucapkan salam perpisahan sebelum sang jenazah di kuburkan atau di kremasi.
Tak jarang seorang yang bekerja dalam bidang ini mendapatkan client yang bisa dibilang cukup tidak layak keadaanya. Kondisi tubuh jenazah yang tidak utuh lagi seperti korban kecelakaan, atau kondisi yang sudah mulai membusuk. Demi tuntutan profesi, seorang Encoffinment harus membersihkan, merias dan tak jarang menyatukan kembali bagian tubuh jenazah yang terpisah.
Karena pekerjaanya itu banyak paradigma masyarakat menganggap pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang kotor. Namun belum banyak yang memahami bahwa pekerjaan yang dianggap kotor tersebut merupakan pekerjaan yang sangat di butuhkan oleh sebagian kelompok orang untuk dapat tetap mempertahankan kebudayaan yang lekat pada diri mereka.

Di Jepang, orang yang sudah meninggal patut diperlakukan dengan penuh penghormatan. Termasuk dalam memandikan, memasangkan baju juga merias wajah si jenazah. Ritual tersebut bertujuan sebagai penghormatan untuk mengantar jenazah ke sebuah gerbang menuju ke kehidupan selanjutnya.
Satu unsur yang tidak bisa di pisahkan dari ritual pemakaman adalah profesi sebagai encoffinment. Karena bila tidak ada satu elemen ini maka ritual pemakaman akan berjalan tidak sesua tradisi orang Jepang di mana akan terjadi jenazah dibiarkan begitu saja sebelum di makamkan tanpa ada yang mengurus jenazah tersebut.
Dalam film okuribito terdapat sebuah suatu masalah yang timbul.

            penulis mengambil satu contoh sample, tokoh utama yaitu Kobayashi Daigo merupakan satu cerminan sebagian masyarakat Jepang yang menganggap bekerja dalam bidang encoffinment atau pekerjaan yang bersinggungan langsung dengan jenazah merupakan pekerjaan yang tabu atau memalukan. Pada scene di atas Daigo yang sebenarnya ingin melamar pekerjaan pada perusahaan NK yang di kira merupakan perusahaan bidang travel perjalanan, terperanjak kagek ketika mengetahui perusahaan tempat dia melamar pekerjaan ternyata perusahaan yang berkecimpung dalam jasa bidang pemakaman. Terlihat ekspresi Daigo yang sebenarnya ingin menolak pekerjaan tersebut, namun merasa sungkan dengan sang direktur yang telah menerimanya dengan mudah dan gaji yang di tawarkan bisa di bilang cukup besar.
          
Dalam scene di atas, terlihat saat seseorang dari keluarga yang berduka marah ketika Daigo dan sang direktur mengalami keterlambatan 5 menit dalam menangani jenazah. Pria dari keluarga jenazah pun dengan arogan mengatakan ” kalian itu menyambung hidup dari orang mati”. Dari kalimat yang dilontarkan pria itu tergambar jelas cemooh akan pekerjaan encoffinment ini. Secara tidak langsung perkataan sang pria tadi dapat di artikan bahwa seorang yang berprofesi sebagai encoffinment adalah orang yang hanya mencari keuntungan dari orang yang sedang berduka. Walaupun sang direktur sudah meminta maaf, namun rasa kesal dan pandangan sebelah mata dari pria itu tetap terpancar dari ucapan yang terlampir pada potongan scene di atas.
             
Dari scene di sebelumnya, terliha istri Daigo yang masih menganggap pekerjaan suaminya adalah pekerjaan yang memalukan dan ketika Daigo ingin menyentuhnya, istri Daigo menganggap bahwa suaminya adalah orang yang menjijikan.
       
Scene ini menunjukan bahwa tidak semua orang memandang sebelah mata pekerjaan encoffinment. Namun juga sebagian orang ada yang berterimakasih dan menganggap pekerjaan tesebut sangat menolong dalam merawat serta mengantarkan jenazah ke gerbang kehidupan setelah mati. Dalam scene lainya terlihat gelak tawa para keluarga yang mengucapkan salam terakhir kepada jenazah yang telah di rias sesuai saat sang jenazah masih hidup.
Film okuribito merupakan film yang mengangkat keseharian pekerja encoffinment di Jepang dalam melayani client serta menjalani kehidupan pribadinya yang dianggap sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Hal ini benar terjadi di Jepang dewasa ini karena paradigma yang diciptakan oleh orang-orang Jepang bahwa pekerjaan yang meninggung kematian merupakan pekerjaan yang tidak layak. Entah mulai kapan pandangan tersebut menyebar di masyarakat Jepang. Namun dengan adanya pekerjaan encoffinment, banyak yang terbantu dan mengurangi beban keluarga yang berduka dalam  penyelenggaraan  upacara pemakaman.
Oleh : Aryo Baruno
Klik
Analisis Profesi Encoffinment / Perias Mayat dalam Drama Okuribito dengan Menggunakan Pendekatan Kajian Budaya | puramuzo | 5

0 komentar: