Reduplikasi dalam bahasa Jawa.
Menurut modul dan pembelajaran bahasa dan sastra Jawa,
(2006 : 55) reduplikasi dalam bahasa Jawa disebut tembung rangkep. Tembung
rangkep tersebut terdapat 3 macam. Pertama,
yang diulang kata-katany disebut dwilingga.
Contoh: murit-murit. Kedua, yang
diulang suku awalnya disebut dwipurwa.
Contoh: tetuku. Ketiga, yang diulang
suku akhirnya disebut dwiwasana.
Contoh celuluk.
Reduplikasi dalam bahasa Jawa.
Menurut Verhaar (1992 : 64) yang
didukung oleh Chaer, (2007:183) menyatakan bahwa dalam linguistik Indonesia sudah lazim digunakan sejumlah
istilah sehubungan dengan reduplikasi dalam bahasa Jawa dan Sunda.
Istilah-istilah itu adalah:
A.
Istilah
reduplikasi dalam bahasa Jawa.
a)
Dwilingga à pengulangan morferm
asal.
contoh: meja-meja (meja-meja),
mlaku-mlaku
(berjalan-jalan).
b) Dwilingga salin swara à pengulangan morferm asal dengan
perubahan
fonem.
contoh: bola-bali
(bolak-balik).
c) Dwiwasana à pengulangan pada akhir kata.
contoh: cenges (tertawa)
menjadi cengenges (selalu tertawa).
B. Istilah reduplikasi
dalam bahasa Sunda.
a)
Dwipurwa à pengulangan pada silabe
pertama.
Contoh: lalaki (lelaki), papacang (tunangan),
b)
Trilingga à pengulangan pada silabe pertama.
Contoh: dag-deg-dog (kerusuhan)
1 komentar:
Bermanfaat sekali soB ilmunya. Mlaku-mlaku karo tetuku cemilan. hehe
Posting Komentar