Karakteristik Estetika Jepang 物のあわれ
o
Mono no
Aware (intinya kesedihan)
§
Mono no
aware : “panthos of things”
Panthos: sensitive, rasa iba,
kesedihan, penderitaan.
§
Juga
diterjemahkan sebagai :
Ø
“Empati
terhadap sesuatu” atau “sesitifitas sesuatu yang
tidak kekal”, adalah istilah bahasa Jepang yang digunakan untuk menggambarkan kesadaran mujo atau hal-hal kefanaan dan kesedihan pahit yang mereka lewati.
tidak kekal”, adalah istilah bahasa Jepang yang digunakan untuk menggambarkan kesadaran mujo atau hal-hal kefanaan dan kesedihan pahit yang mereka lewati.
§
Istilah mono no aware pertama kali diperkenalkan oleh
Motoori Norinaga dalam mengkritik Genji Monogatari.
§
Mono no Aware adalah konsep yang sangat penting ketika
membaca sastra lama, sehingga pembaca dapat memahami pentingnya dan keindahan
sastra. Hal ini juga digunakan untuk mengekspresikan emosi yang tajam dan
sensitifitas sebuah karya sastra dan perasaan yang dapat menggunakan indera
pembaca, seperti deskripsi suara ataupun pemandangan.
§
Mono no Aware dalam Genji Monogatari mengandung arti
menaruh iba terhadap kesedihan yang dialami oleh tokoh dalam cerita.
Beberapa gambaran kesedihan
dalam Genji Monogatari (karya Murasaki Shikibu):
·
Kesedihan akan perpisahan dengan kekasihnya,
·
Kesedihan hati seorang wanita yang berpisah hidup di
rokujo,
·
Nasib buruk yang menimpa Yoran Mosa,
·
Kesedihan
pegawai rendahan akibat tragedy di ukebune,
·
Kesedihan yang dialami oleh Hikaru Genji,
·
Tragedi Kaoru, seorang hamba yang bekerja untuk
atasannya.
§
Selain Genji Monogatari, karya sastra yang mengandung
mono no aware juga dapat dilihat di Makura no Shoshi (karya Sei Shonagon):
·
Kisah seorang remaja yang berpakaian indah berwarna
hitam.
·
Latar
cerita alam, sperti akhir musim gugur, awal musim dingin,senja.
·
Symbol pakaian dan alam merupakan wujud dari lukisan
(perasaan) hati yang lembut, iba, haru, tidak kekal, dll.
·
Wujud
perasaan manusia yang lembut terhadap alam dan pakaian disebut awaremono.
0 komentar:
Posting Komentar