Interaksi Jepang dengan Dunia Barat Tahun 1900an

PILIHAN
Interaksi Jepang dengan Dunia Barat Tahun 1900
Interaksi Jepang dengan Dunia Barat Tahun 1900an - Interaksi Jepang dengan dunia Barat samapai tahun 1900-an dibagi menjadi tiga babak utama (Ketut Surajaya, 1996:50). Interaksi babak pertama dimulai dengan terdamparnya orang Portugis di Tanegashima, sebuah pantai di selatan pulau Kyushu, pada tahun 1543. Dari peristiwa tersebut terjalin hubungan perdagangan diantara keduanya dan terjadinya penyebaran agama Kristen oleh bangsa Portugis. Bangsa Portugis juga banyak mengajarkan hal dalam bidang pengetahuan, seperti ilmu astronomi, maatematika, geografi, pengetahuan navigasi, pembuatan kapal, pembuatan obat dan farmasi Eropa, huruf latin, serta kegiatan percetakan. Selain itu kesenian juga diajarkan bangsa Portugis kepada bangsa Jepang, seperti seni lukis, seni pahat, dan seni musik. Pembangunan benteng (castle) juga diajarkan oleh bangsa Portugis. Sedangkan untuk penyebaran agama Kristen sendiri dimulai pada tahun 1549, ditandai dengan kedatangan misionaris agama Kristen bernama F. Xaverius dari Portugis. Dan kedatangan Portugis tersebut mulai diikuti oleh bangsa lain seperti Inggris, Belanda dan Spanyol.

Interaksi Jepang dengan bangsa Barat pada babak pertama tidak serta merta membuat bangsa Jepang langsung tergiur untuk sepenuhnya membuka diri terhadap bangsa asing. Pada tahun 1600, Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi berhasil mempersatukan Jepang. Pada saat itu Jepang menutup diri dari bangsa lain guna membentuk negara feodal. Pada awal tahun 1582, Toyotomi Hideyoshi melarang penyebaran agama Kristen. Saat itu juga muncul kekuasaan baru yang berasal dari keluarga militer yaitu keluarga Tokugawa. Tokugawa Ieyasu membentuk pemerintahan yang disebut pemerintahan Bakufu.

Babak kedua interaksi Jepang dengan bangsa asing terjadi secara tidak langsung. Meskipun Jepang menerapkan politik isolasi, namun Jepang tetap mengijinkan bangsa Belanda untuk melakukan aktifitas perdagangan melalui pulau Dejima (pulau kecil di teluk Nagasaki). Di sini Bakufu memonopoli perdagangan untuk kepentingannya sendiri. Selain itu, Bakufu juga memaksa setiap kapal yang singgah untuk menginformasikan perkembangan perdagangan dari Eropa dan Asia Tenggara serta mengajarkan ilmu pengetahuan. Dengan adanya interaksi Jepang-Belanda membuat bangsa Jepang mulai mempelajari Bahasa Belanda. Jepang banyak mendapat buku yang berbahasa Belanda dan berniat untuk menterjemahkan buku-buku tersebut ke dalam Bahasa Jepang. Namun dengan mempelajari ilmu dari Belanda, menimbulkan munculnya kaum intelektual Jepang yang kemudian mulai tidak bersimpati terhadap pemerintahan Bakufu dan semakin mempertebal jiwa nasionalisme mereka.


 Babak ketiga interaksi Jepang dengan bangsa lain terjadi pada tahun 1853, Komodor Matthew C. Perry dari angkatan laut Amerika Serikat dengan 4 buah kapalnya yang dikenal dengan sebutan kurobune (kapal hitam) berhasil berlabuh di teluk Edo dan mengancam Bakufu dengan menembakkan meriam ke daratan dan menyerahkan surat permintaan dari Presiden Amerika untuk membuka pelabuhan Jepang bagi Amerika untuk tempat berlabuh dan berdagang. Tindakan ini berhasil memaksa Jepang untuk membuka diri kembali terhadap dunia luar setelah menjalankan politik isolasi Jepang selama lebih dari 200 tahun. Satu tahun berikutnya, Jepang memberi jawaban atas permintaan Amerika tersebut. Pada tahun yang sama, Rusia juga berhasil berlabuh di Nagasaki dengan tujuan yang sama seperti Amerika. Amerika berhasil memaksa Bakufu untuk menandatangani “Perjanjian Persahabatan Amerika-Jepang (Nichibei Washin Joyaku)” yang berisi Jepang memberi ijin bagi kapal-kapal Amerika untuk berlabuh di pelabuhan Shimoda (propinsi Shizuoka) dan Hakodate (Hokkaido). Kemudian demi kepentingan perdagangan, tahun 1856, Amerika dan Jepang menandatangani “Perjanjian Persahabatan dan Perdagangan Jepang-Amerika (Nichibei Shuo Tsuso Juyoku)” yang mengatur kerjasama di bidang perdagangan dan membuka lima pelabuhan yaitu Kanagawa (Yokohama), Hakodate, Nagasaki, Niigata, Hyogo (Kobe). Perjanjian serupa juga ditanda tangani dengan berbagai Negara seperti Belanda, Inggris, Perancis dan Rusia. Di sinilah awal dari terjalinnya hubungan Jepang dengan bangsa asing. Pada tahun 1867, Kekuasaan Tokugawa dan Bakufu-nya berakhir dan digantikan dengan Kekaisaran Meiji yang saat itu dipimpin oleh kaisar bernama Mutsuhito. Pada zaman ini Jepang banyak mengalami kemajuan. Dan hanya dalam beberapa decade mampu menyejajarkan diri dengan negara-negara Barat. Meiji Ishin atau yang dikenal dengan sebutan Restorasi Meiji mampu menyebabkan perubahan besar dalam struktur  politik dan sosial Jepang.  Kaisar Meiji meninggal pada tahun 1912 dan mewariskan tahta pada Kaisar Taisho.
Klik
Interaksi Jepang dengan Dunia Barat Tahun 1900an | puramuzo | 5

0 komentar: